CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 12 Januari 2016

Materi 4



PEMBIASAN PADA LENSA CEKUNG
1.      Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya merupakan pembelokkan gelombang cahaya yang disebabkan adanya perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika cahaya merambat melalui dua zat yang indeks biasnya berbeda.
2.      Indeks Bias Medium
Indeks bias suatu zat merupakan perbandingan cepat rambat cahaya pada udara dengan cepat rambat cahaya pada medium atau zat lain. Semakin besar indeks bias suatu benda, semakin besar cahaya dibelokkan oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada panjang gelombang cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya beragam dari gelombang merah dengan panjang gelombang merah yang terpanjang sampai panjang gelombang ungu yang paling pendek.
3.      Hukum Pembiasan
Orang pertama yang menemukan bahwa terdapat perbandingan yang tetap antara proyeksi sinar datang dengan proyeksi sinar bias adalah seorang ilmuwan Belanda yang bernama Willebrord Snell. Oleh karena itu, pernyataan tersebut dinamakan hukum Snell, atau lebih dikenal dengan hukum Snellius.
·         Hukum I Snellius: Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar (gambar ).



·         Hukum II Snellius: Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal (gambar a); jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat (misalnya dari air ke udara), maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal (gambar b).

 

   
4.      Pembiasan Pada Lensa Cekung
Lensa adalah benda bening yang dibatasi dua bidang lengkung. Dua bidang lengkung yang membentuk lensa dapat berbentuk silindris atau bola. Lensa silindris memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu garis, sedang permukaan bola yang melengkung ke segala arah memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titik. Dalam pembahasan ini hanya dibahas pada lensa bola (lensa sferik) yang tipis. Lensa tipis adalah lensa dengan ketebalan dapt diabaikan terhadap diameter lengkung lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu utama hampir tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus.
Ada dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung (konveks / convex) memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya. Lensa cekung (konkaf / concave) memiliki bagian tengah yang lebih tipis daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat memencar (divergen). Oleh karena itu, lensa cekung disebut lensa divergen.
Lensa cekung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, sehingga lensa cekung memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Pada lensa cekung, jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (F) bertanda negatif (-), sehingga lensa cekung sering dinamakan lensa negatif.
5.      Sinar-Sinar Istimewa
Pada lensa, sinar datang dari dua arah sehingga pada lensa terdapat dua titik fokus (diberi lambang F1 dan F2). Titik fokus F1 yang mana sinar-sinar sejajar dibiaskan disebut fokus aktif, sedang titik fokus F2 disebut fokus pasif. Jarak fokus aktif F1 ke titik pusat optik O sama dengan jarak fokus pasif F2 ke titik pusat optik O, dan disebut jarak fokus (diberi lambang f).
Fokus aktif F1 untuk lensa cekung diperoleh dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias yang dilukis dengan garis putusputus sehingga fokus aktif F1 adalah fokus maya. Oleh karena itu, jarak fokus lensa cekung disebut juga lensa negatif. Jadi, sinar-sinar sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus F1 untuk lensa cembung, dan dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus F1 untuk lensa cekung.
Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung antara lain:
ü  Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakanakan berasal dari titik fokus aktif F1.
ü  Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
ü  Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.




6.      Menggambarkan Bayangan Pada Lensa Cekung
a)      Penomoran ruang pada Lensa Tipis



 Untuk lensa nomor ruang untuk benda dan nomor-ruang untuk bayangan dibedakan.nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedangkan untuk ruang bayangan menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dan 4) seperti pada gambar berikut ini:




  

Untuk ruang benda berlaku :
ruang I antara titik pusat optic (O) dan F2,
ruang II antara Fdan 2F2
ruang III di sebelah kiri 2F2,
ruang IV benda (untuk benda maya) ada di belakang lensa.
Untuk ruang bayangan berlaku :
ruang 1 antara titik pusat optic (O) dan F1,
ruang 2 antara F1 dan 2F1
ruang 3 di sebelah kanan 2F1,
ruang 4 (untuk bayangan maya) ada di depan lensa.
Berlaku pula : R benda + R bayangan = 5
b)     Melukis pembentukan bayangan pada lensa
·         Benda AB berada di ruang II lensa cekung








Apabila sebuah benda berada di salah satu sisi lensa cekung, lensa cekung dapat membentuk bayangan benda tersebut. Jika posisi benda di salah satu sisi lensa cekung diketahui, bagaimana cara menggambar pembentukan bayangan benda tersebut? Untuk memperjelas hal ini, andaikan suatu benda berada di sisi kiri lensa cekung sebagaimana ditunjukkan gambar di atas.
Keterangan gambar :
Garis berwarna orange = lensa cekung
Garis berwarna biru = sumbu lensa
Tanda panah (berwarna hijau) = benda
F1 = panjang fokus 1 dan F2 = panjang fokus 2
7.      Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cekung
Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekung pun dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya.Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut.


a.      Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1.
b.      Sinar datang menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
c.       Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
8.      Pembagian Ruang pada Lensa
Untuk memudahkan pemeriksaan bayangan, kita dapat membagi-bagi ruang benda dan ruang bayangan, yaitu:


Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut:
a)         Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
b)         Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan diperbesar.
c)         Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan diperkecil.
d)        Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
e)         Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
·        Benda terletak lebih jauh dari titik pusat kelengkungan lensa ( 2F1 )



Jarak benda lebih besar dari 2F1, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa, Benda terletak di antara titik pusat kelengkungan lensa (2F1 ) dan titik fokus lensa (F1). Jarak benda di antara 2F1 dan F1, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa
·        Benda terletak di antara titik fokus (F1)  dan O
Benda diletakkan di antara F dan pusat lensa, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa.


DAFTAR PUSTAKA
Haliday, David dan Resnick. Fisika Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1978
Priyambodo, Tri Kuntoro. Fisika Dasar. Yogyakarta :ANDI Yogyakarta, 2010
Suwarna, Iwan Permana. Optik. Cet.1. Bogor : Duta Grafika, 2010.
Cahaya dan Alat Optik.pdf diakses dari http://file.upi.edu>konsep_dasar_fisika
Optika Geometris.pdf diakses dari htt://staff.uny.ac.id>sites>default?files>tmp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar