PEMBIASAN
PADA LENSA CEKUNG
1.
Pembiasan Cahaya
Pembiasan
cahaya merupakan pembelokkan gelombang cahaya yang disebabkan adanya perubahan
kelajuan gelombang cahaya ketika cahaya merambat melalui dua zat yang indeks
biasnya berbeda.
2.
Indeks Bias Medium
Indeks
bias suatu zat merupakan perbandingan cepat rambat cahaya pada udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium atau zat lain. Semakin besar indeks bias suatu
benda, semakin besar cahaya dibelokkan oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan
juga bergantung pada panjang gelombang cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak,
panjang gelombang cahaya beragam dari gelombang merah dengan panjang gelombang
merah yang terpanjang sampai panjang gelombang ungu yang paling pendek.
3.
Hukum Pembiasan
Orang
pertama yang menemukan bahwa terdapat perbandingan yang tetap antara proyeksi
sinar datang dengan proyeksi sinar bias adalah seorang ilmuwan Belanda yang
bernama Willebrord Snell. Oleh karena itu, pernyataan tersebut dinamakan hukum
Snell, atau lebih dikenal dengan hukum Snellius.
·
Hukum I Snellius: Sinar datang, sinar
bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar (gambar ).
·
Hukum II Snellius: Jika sinar datang
dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya dari udara ke air
atau dari udara ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis
normal (gambar a); jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat
ke medium kurang rapat (misalnya dari air ke udara), maka sinar
dibelokkan menjauhi garis normal (gambar b).
4.
Pembiasan Pada Lensa Cekung
Lensa
adalah benda bening yang dibatasi dua bidang lengkung. Dua bidang lengkung yang
membentuk lensa dapat berbentuk silindris atau bola. Lensa silindris memusatkan
cahaya dari sumber yang jauh pada suatu garis, sedang permukaan bola yang
melengkung ke segala arah memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu
titik. Dalam pembahasan ini hanya dibahas pada lensa bola (lensa
sferik) yang tipis. Lensa tipis adalah lensa dengan
ketebalan dapt diabaikan terhadap diameter lengkung lensa, sehingga sinar-sinar
sejajar sumbu utama hampir tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus.
Ada
dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung (konveks
/ convex) memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya.
Lensa cekung (konkaf / concave) memiliki bagian tengah yang lebih
tipis daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat memencar
(divergen). Oleh karena itu, lensa cekung disebut lensa divergen.
Lensa
cekung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, sehingga lensa cekung
memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Pada lensa cekung,
jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (F) bertanda negatif (-), sehingga
lensa cekung sering dinamakan lensa negatif.
5.
Sinar-Sinar Istimewa
Pada lensa, sinar
datang dari dua arah sehingga pada lensa terdapat dua titik fokus (diberi
lambang F1 dan F2). Titik fokus F1 yang mana sinar-sinar
sejajar dibiaskan disebut fokus aktif, sedang titik fokus F2
disebut fokus pasif. Jarak fokus aktif F1 ke titik pusat optik O
sama dengan jarak fokus pasif F2 ke titik pusat optik O, dan
disebut jarak fokus (diberi lambang f).
Fokus aktif F1 untuk
lensa cekung diperoleh dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias yang
dilukis dengan garis putusputus sehingga fokus aktif F1 adalah fokus
maya. Oleh karena itu, jarak fokus lensa cekung disebut juga lensa
negatif. Jadi, sinar-sinar sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik
fokus F1 untuk lensa cembung, dan dibiaskan seakan-akan berasal dari
titik fokus F1 untuk lensa cekung.
Sinar-sinar istimewa
pada lensa cekung antara lain:
ü Sinar datang sejajar
sumbu utama lensa dibiaskan seakanakan berasal dari titik fokus aktif F1.
ü Sinar datang
seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu
utama.
ü Sinar datang melalui
titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
6.
Menggambarkan
Bayangan Pada Lensa Cekung
a)
Penomoran
ruang pada Lensa Tipis
Untuk lensa nomor ruang
untuk benda dan nomor-ruang untuk bayangan dibedakan.nomor ruang untuk benda menggunakan
angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedangkan untuk ruang bayangan menggunakan
angka Arab (1, 2, 3 dan 4) seperti pada gambar berikut ini:
Untuk ruang benda berlaku :
ruang I antara titik pusat optic
(O) dan F2,
ruang II antara F2 dan
2F2
ruang III di sebelah kiri 2F2,
ruang IV benda (untuk benda maya)
ada di belakang lensa.
Untuk ruang bayangan berlaku :
ruang 1 antara titik pusat optic
(O) dan F1,
ruang 2 antara F1 dan
2F1
ruang 3 di sebelah kanan 2F1,
ruang 4 (untuk bayangan maya) ada
di depan lensa.
Berlaku pula : R benda + R bayangan =
5
b)
Melukis
pembentukan bayangan pada lensa
·
Benda AB berada di ruang II
lensa cekung
Apabila
sebuah benda berada di salah satu sisi lensa cekung, lensa cekung dapat
membentuk bayangan benda tersebut. Jika posisi benda di salah satu sisi lensa
cekung diketahui, bagaimana cara menggambar pembentukan bayangan benda
tersebut? Untuk memperjelas hal ini, andaikan suatu benda berada di sisi kiri lensa
cekung sebagaimana ditunjukkan gambar di atas.
Keterangan gambar :
Garis berwarna
orange = lensa cekung
Garis berwarna biru
= sumbu lensa
Tanda panah
(berwarna hijau) = benda
F1 =
panjang fokus 1 dan F2 = panjang fokus 2
7.
Pembentukan Bayangan Pada Lensa
Cekung
Seperti
halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekung pun
dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya.Tiga sinar istimewa pada
lensa cekung adalah sebagai berikut.
a.
Sinar datang sejajar dengan sumbu utama
akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1.
b.
Sinar datang menuju titik fokus pasif F2
akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
c.
Sinar datang melalui pusat lensa O akan
diteruskan.
8.
Pembagian Ruang pada Lensa
Untuk
memudahkan pemeriksaan bayangan, kita dapat membagi-bagi ruang benda dan
ruang bayangan, yaitu:
Aturan
pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut:
a)
Jumlah ruang benda dan ruang bayangan
sama dengan 5 (lima).
b)
Jika nomor ruang bayangan lebih besar
dari ruang benda, bayangan akan diperbesar.
c)
Jika nomor ruang bayangan lebih kecil
daripada ruang benda, bayangan akan diperkecil.
d)
Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya
nyata dan terbalik.
e)
Jika bayangan berada di depan lensa,
sifatnya maya dan sama tegak.
·
Benda terletak lebih jauh dari titik
pusat kelengkungan lensa ( 2F1 )
Jarak benda lebih besar dari 2F1,
dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3,
diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya
di depan lensa, Benda terletak di antara titik pusat kelengkungan lensa (2F1 )
dan titik fokus lensa (F1). Jarak benda di antara 2F1 dan F1,
dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh
bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan
lensa
·
Benda terletak di antara titik fokus
(F1) dan O
Benda diletakkan di antara F dan pusat lensa,
dengan menggunakan sinar istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3,
diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya
di depan lensa.
DAFTAR PUSTAKA
Haliday,
David dan Resnick. Fisika Edisi ketiga
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1978
Priyambodo, Tri Kuntoro. Fisika Dasar. Yogyakarta :ANDI Yogyakarta, 2010
Suwarna, Iwan Permana. Optik. Cet.1. Bogor : Duta Grafika, 2010.
Cahaya dan Alat Optik.pdf diakses dari http://file.upi.edu>konsep_dasar_fisika
Optika Geometris.pdf diakses dari
htt://staff.uny.ac.id>sites>default?files>tmp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar