NUKLIR
JANTUNG INDONESIAKU
Listrik
sangat penting bagi kehidupan terutama pada masa sekarang, seiring
berkembangnya jumlah penduduk pada tiap negara dan juga industri maka kebutuhan
listrik sangat pesat. Untuk mengatasinya maka sumber listrik yang ramah
lingkungan perlu dikembangkan. Dalam hal ini Nuklir sebagai Pembangkit Listrik.
Kata
nuklir berarti bagian dari atau yang berhubungan dengan nukleus atom (inti atom). Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah
sebuah proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk
memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi
dapat melibatkan lebih dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian
tersebut sangat jarang. Bila partikel-partikel tersebut bertabrakan dan
berpisah tanpa berubah (kecuali mungkin dalam level energi),
proses ini disebut tabrakan dan
bukan sebuah reaksi.
Badan
Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah satu-satunya lembaga penelitian di
Indonesia yang mempunyai fasilitas nuklir sebagai sarana untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya.
Gambar
1. Kunjungan Mahasiswa Uin Jakarta ke BATAN
Dalam
rangka menambah wawasan mengenai perkembangan Nuklir di Indonesia, Pada hari
Selasa tanggal 03 Mei 2016 Mahasiswa
Pendidikan Fisika Semester 6 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta melakukan kunjungan ke PRSG( Pusat Reaktor Serba Guna) BATAN Serpong, sebanyak
31 orang diterima PRSG oleh Tim Pemandu PRSG yang terdiri dari Cahyana ST, Drs.
Unggul Hartoyo, Agung Satrio S.Si. Puspitasari Ramadania S.Si, Ngariatinah,
Suharyo, Sunarningsih dkk.
Kami
mendapat penjelasan mengenai perkembangan dari sejarah reaktor RSG-GAS dengan
penjelasan mengenai kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki oleh reaktor
RSG-GAS. Penjelasan secara menyeluruh mengenai pengoperasian reaktor RSG-GAS
disampaikan baik di Lobby maupun di fasilitas reaktor.
Selain itu kami juga
mendapat penjelasan mengenai fungsi dan manfaat dari reaktor RSG-GAS. Selain
itu dijelaskan pula mengenai proses bisnis reaktor dan manajemen, inspeksi dan
pengawasan serta sistem pelaporan pengelolaan reaktor RSG-GAS termasuk
didalamnya penjelasan mengenai Sistem Mutu, Budaya Keselamatan, Budaya Keamanan
maupun Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Dampak Lingkungan di
PRSG.
Gambar
2. Kunjungan Mahasiswa Uin Jakarta ke BATAN
Pada
kelompok kedua sebanyak 35 orang mahasiswa melaksanakan kunjungan ke Kawasan Srategis Nuklir (KSN)
salah satu Fasilitas yang dikunjungi adalah
Instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir.
Kunjungan diterima oleh Bapak Helmi Fauzi R, S.ST, Maman Kartaman A, MT
dan Ibu Mu'nisatun Sholikhah, S.ST
sebagai Petugas Layanan Informasi (PLI). Kunjungan langsung diantar untuk
mengunjungi Hotcell 101 sampai 103 disini pengunjung dijelaskan tentang
Transfer Bahan Bakar dari Gedung 65
Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE)-PTBBN dan Uji Tak Merusak
oleh Bapak Bapak Helmi Fauzi, ST, lalu penungjung diantar ke Hotcell 104 sampai
107 untuk mengetahui pekerjaan Uji Metalografi yang dijelaskan oleh Bapak Maman
Kartaman A, MT dan terakhir pengunjung
diantar ke Hotcell 108 dan 109 yang merupakan ruang laboratorium kimia untuk
pekerjaan uji pasca iradiasi dan di Hotcell 137 dan 133 laboratorium untuk uji
Pra Iradiasi, di Hotcell 112 pengunjung dijelaskan tentang cara kerja tangan
manipulator yang merupakan tangan robot untuk mengerjaan preparasi sem dan tem.
Pengunjung langsung berinteraksi dengan pemandu Bapak Helmi Fauzi R, S.ST, dan Bapak Maman Kartaman A, MT.
Berdasarkan
pertanyaan yang diajukan ke pihak BATAN tentang produk yang sudah dihasilkan
oleh BATAN, maka Mereka memaparkan yang dikutip pada blog BATAN bahwa Terkait produk,
BATAN juga mengembangkan produk di bidang pangan, karena masalah utama yang
dihadapi pemerintah dalam produksi bahan pangan, terutama beras karena semakin
berkurangnya lahan sawah subur. Berkurangnya lahan ini antara lain dipergunakan
untuk daerah pemukiman, jalan, kawasan industri, dan lain-lain. Jumlahnya dari
tahun ke tahun terus meningkat, tercatat lebih dari 50.000 hektar lahan
pertanian mengalami alih fungsi menjadi lahan non pertanian.
Di
samping itu masalah lainnya kejadian alam seperti pengaruh iklim, banjir dan
kekeringan serta adanya serangan hama dan penyakit menyebabkan berkurangnya
produktivitas lahan dan tanaman. Selain ketersediaan lahan, upaya peningkatan
produksi padi nasional tidak dapat dipisahkan dari inovasi teknologi.
Untuk
itu, pemerintah berupaya menghasilkan berbagai terobosan teknologi untuk peningkatan
produksi padi, terutama varietas unggul berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap
hama penyakit, yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas padi nasional.
Badan
Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) punya kontribusi penting di bidang penelitian
pangan. Melalui implementasi teknik nuklir, lembaga ini berupaya ikut menjawab
tantangan masalah krisis pangan yang dihadapi bangsa saat ini.
Salah
satu yang dibanggakan oleh Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto adalah
beras. Teknik nuklir memang dapat digunakan untuk rekayasa genetika tanaman dan
menghasilkan varietas baru bersifat unggul. Misalnya produksi tinggi, adaptif
pada kondisi iklim Indonesia, umur genjah, kualitas beras bagus dengan rasa
nasi pulen dan enak.
Padi
hasil riset iptek nuklir dari BATAN ini terbukti sukses. Varietas padi Bestasi,
misalnya. Varietas padi unggul ini terpilih sebagai salah satu karya unggulan
anak bangsa dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2013.
Tidak
hanya padi, BATAN juga mengembangkan banyak tanaman pangan lainnya, seperti
sorgum, gandum dan kedelai. BATAN menelurkan varietas unggul dari tanaman
kedelai melalui proses penelitian sejak tahun 1977. Melalui teknik iradiasi
sinar Gamma, telah dihasilkan delapan varietas kedelai unggul.
Nuklir
memang tidak berbahaya namun dalam pengoperasian fasilitas nuklir harus sangat
hati-hati karena dalam mengoperasikan fasilitas nuklir, hal terpenting yang
harus selalu diperhatikan adalah faktor keselamatan. Untuk itulah BATAN
menerapkan budaya keselamatan dalam menjalankan tugasnya. Budaya keselamatan
merupakan faktor penjaga keberlangsungan aspek sumber daya manusia (SDM),
proses dan organisasi dalam meningkatkan kinerja keselamatan. Salah satu
karakteristik budaya keselamatan adalah dilakukannya proses pembelajaran.
Gambar
3. Reaktor Serba Guna BATAN Serpong
Selanjutnya
mengenai reaktor nuklir, merupakan suatu tempat atau perangkat yang digunakan
untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada
laju yang tetap. Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi
pada orde pecahan detik dan tidak terkontrol
Reaktor
nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak
digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian
digunakan untuk pembuatan radioisotop
(isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama
digunakan untuk memproduksi plutonium
sebagai bahan senjata nuklir.
Saat
ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir,
dan sering dipertimbangkan masalah risiko
keselamatannya.
Sebaliknya, beberapa kalangan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir
merupakan cara yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi
merupakan teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir.
Ada beberapa piranti lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di
dalamnya pembangkit
thermoelektrik radioisotop dan baterai atom,
yang membangkitkan panas dan daya dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif
pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch
fusor, di mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan
untuk menghasilkan radiasi neutron.